Teknik Muncul
Seorang
aktor Pemeran Muncul pertama kali bahasa inggris di sebut dengan –TEKNIK OF
ENTRANCE - , yaitu teknik seorang pemain untuk pertama kalinya tampil di atas
pentas dalam satu sandiwara satu babak atau satu adegan. Barang kali
kemunculannya tatkala pemain-pemain yang lain sudah berada duluan di atas
pentas dalam satu adegan, barang kali ia muncul tepat waktu layar di buka,
barang kali juga ia munculo pertama kali seorang diri diatas pentas seorang iri
seorang diri di atas pentas sebagai pembuka.
Tekinik
muncul ini penting karena ia lakukan dalam keadaan kesan ( Imprese) menerbitkan
ke inginan tahuan penonton kepada sang pemain, bagaiman ia melakukan aktifitas
penonton akan lebih dapat menikmati dalam bermain.
Ketika
di dalam naskah “ PANEMBAHAN RESO “ ( W.S Rendra ). Ada
adegan pesta pora di Istana, jaga baya terburu-buru dating menghadap Raja
membawa surat
Panji- Tumbal.
Jagabaya
: Yang mulia, hamba menghadap untuk mempersembahkan surat.
Raja
Tua : Reso bawa dia
kemari.
Reso
: baik,yang mulia. Mari kamu ! bicara
Jagabaya
: Hamba memimpin pasukan pengawal istana hari ini. Seorang pasukan
menggebu dengan kuda. Ia datang dari Tegal Wurung membawa surat panji tumbal
untuk Sri baginda, sedang ia sendiri selesai bicara langsung melompat ke
punggung kuda, dan setelah mohon maaf karena ia sendiri di buru oleh urusan
maha gawat lalu melaju di telan debu.
Raja
Tua : bawa kemari surat itu.
Muncul Jagabaya membawa surat Panji Tumbal ayang
diserahkan kepada raja tua, supaya l;ebih memberi pendalaman watak permainan
maka peranan tersebut harus dapat menyesuaikan alur irama permainan yang sedang
– brjalan.
Jagabaya
: ( Melangkah beberapa langkah menuju arah ke-arah Raja Tua, dengan
tergesa-gesa ).
Jagabaya
: yang mulia, hamba menghadap
Untuk mempersenbahklan surat
( menunggu beberapa saat reaksi Raja Tua ) Didalam naskah “ OIDIPUS REX “ (
Sopholes ) adanya adegan Ratu Jocosta yang keluar dari istana denga
tergesa-gesa untuk memisah pertengkaran oidpus dengan creon sambil berseru :
Jocosta : Bencana ! Bencana ! kenapa para pangeran
bersenketa, sedang negara dalam bencana.
Akan lebih megesankan lagi apabila pemeran jocosta muncul, dengan
setengah berlari sambil berseru
Jocosta : Bencan ! Bencana !
( lalu berhenti sekejap dua kejap sambil memandang tajam pada oidipus dan
creon sanbil maju ke tengah-tengah di antara oidipus dan creon sambil
mengucapkan sisa kalimat ) klenapa para pangeran bersengketa, sedang negara
dalam bencan.
Teknik memberi isi
Sebuah kalimat akan terasa mempunyai kesan apabila diberi isi atupun tekanan,
dalam istilah bahasa inggris di namakan:THE TECHNIQUE OF PHRASING.
Pada kalimat “ Gayanya itu “. Bisa mengandung bermacam-macam pengertian, jika
di ucapkan dengan cara tertentu, dapat menjadi dari orang yang mengucapkan.
Ada tiga macam
cara memberikan tekanan pada isi kalimat.
Perrtama dengan
tekanan DINAMIK
Kedua dengan
tekanan NADA
Ketiga dengan
tekanan TEMPO.
Tekan
Dinamik
Tekanan keras dalam pengucapan, dalam berbicara biasanya orang akan menekan
kata-kata yang di anggap penting.
“ saya akan pergi kekantor ( bukan ke rumah )
“ siapa wanita tadi ( bukan laki-laki )
“ saya yang mengatakan ( bukannya dia )
Tekanan Nada
Tekan tinggi rendahnya dalam pengucapan suatu kata. Pada sebuah kalimat:
“ Apa “.
( bisa merupakan arti pertanyaan dan bisa pula. Dan bisa pula berupa teguran,
bergantung dari ucapan ).
“ Gila “
( bisa berarti makian, bisa sekaligus pujian).
Tekana nada lebih mencerminkan ISI PERASAAN – dari pada pikiran.
Tekanan Tempo
Tekan lambat dan
cepat nya mengucapkan sebuah kata dalam kalimat, sepperti juga halnya tekanaan
tempo sangat berarti apabila ia di pergunakan untuk menjelaskan ISI PIKIRAN. Di
dalam suasan SEDIH tempo pengucapan akan LAMBAT. Pada suasana genbira tempo
pengucapan akan CEPAt.
“ saya muak sekali mendengar kata-katanya “.
( tempo di gunakan dengan lambat )
“ senang benar saya menerima suratnya “.
( tempo di gunakan dengan cepat )
teknik me,beri Isi yang lainnya dengan mempergunakan ANGGOUTA BADAN dan BADAN.
Pengguna angguta badan – dan badan ini bisa menjadi GERAK, AIR MUKA, dan SIKAP.
Yang di maksud Gerak; ialah gerakan anggouta badan, pernyataan perasaan dan
oikiran melalui gerakan JARI, GENGGAMAN TELAPAK TANGAN, LAMBAYAN TANGAN, BAHU
dkk.
Dari
kleseluruhan semua anggouta badan, telapakj tangan. Jari-jarilah yang piling
pokok di gunakan.
Teknik pengembangan
Teknik pengembangan dapat di capai dengan menggunakan
melalui pengucapan dan jasmani.
Pengucapan
: 1. Menaikkan volume suara.
2. Menaikkan tinggi suara.
3. Menaikkan kecepatan tempo suara.
4. mengurangi volume tinggi nada, kecepatan tempo suara.
Menaikkan tempo suara dalam berdialog, dari nada
rendah terus naik ke nada tinggi. Tempo kaliamat dapat di cepatkan.
Mengurangi
volume tinggi kecepatan tempo suara, apabila terjadi anti klimak.
Jasmani
:
1. Menaikkan tingkat posisi Posisi
jasmani. Kepala menunduk menjadi tengadah. Tangan terkulai menjadi teracung.
Sikap berbaring menjadi duduk. Duduk menjadi jongkok, jongkok menjadi berdiri.
2.
Dengan cara berpaling. Memalingkan kepala, tubuh (torso) serta badan.
“Aku putramu creon. Jadi selama adil dan bijaksana, aku akan patuh dan
setia. Tak mungkin aku menganggap pekawinan pribadi lebih penting dari urusan
kepemimpinan negara.”
Kalimat-kalimat tersebut dapat di sisi dengan tindakan-tindakan.
“Aku putramu creon. Jadi selama anda adil dan bijaksana”.
(Memalingkan kepala kearah creon.) aku akan patuh dan setia (sekejab memberikan
jeda, lalu memalingkan tubuh) Tak mungkin aku menganggap perkawinan pribadi
lebih penting dari urusan kepemimpinan negara.
3.
Dengan cara berpindah tempat.
Berpindah dari kiri ke kanan, dari belakang ke depan, dari bawah ke atas.
4.
Dengan melakukan gerakan anggauta badan. Tanpa melakukan perobahan
tempat, pemeranan dapat melakukan pegembangan dengan melalui melambaikan
tangan, mengembangkan jari, mengepal tinju, menghentakan kaki,
mengagguk-anggukan kepala. Dll.”Jangan lagi menyebut nama Indadid,
saripah. Ia sudah sirna dari masa lajang u. Lima purnama yang lalu di Bukit Selasih, dia
mengguna-gunaai suntil iparku. Dan sudah berulang egkau lupa. Lain kali
janganlah lupa, kau adalah istriku (Kalimat ini walaupun oleh si pemeran
mengucapkan sambil duduk, dapat di lakukan dengan beberapa
gerakan.)
5.
Dengan air muka. Perobahan-perobahan air muka dapat mencerminkan
perkembangan emosi si pemeran
TEKHNIK MEMBERI PUNCAK
Puncak ialah
ujung tanjakan pengembangan, perkembangan adegan-adegan yang memuncak (klimak).
Dibawah ini 4
(empat) cara membina puncak.
1.
Dengan menahan INTENSITAS EMOSI.
Emosi baru dapat di capai pada tingkat puncak dalam memainkan adegan
kejengkelan dan Kemarahan sang pemain harus dapat menahan, demikian pula dengan
kegembiraannya yang tidak terlalu tinggi
2.
Dengan menahan reaksi terhadap perkembangan ALUR.
“Rang Garda seorang mucikari, dia tahu sedang dikejar-kejar oleh Matt
Dilon. Dari kota-kekota lain. Ia menyembunyikan diri, tetapi mat dilon
selalu menguntitnya. Akhirnya dikota lama Matt Dilon memergokinya di sebuah
warung puja sera. Ia tidak bisa menghindar lagi, sekarang ia menghadapi
sangseng yang ia takuti, yang selama beberapa purnama selalu merongrong
hidupnya. Pemeranan yang memainkan! Rang Garda harus menahan
kegugupannyaa sebelum klimak di kota
lama.
3.
Dengan teknik bermain bersama
4.
Dengan Penempatan pemain
TIMING
Yang
dimaksud dengan timing adalah ketepatan hubungan gerakan jasmani yang
berlangsung sekejab dengan kata atau kalimat yang diucapkan.
TEKHNIK PENONJOLAN
Upaya memilah
bagian mana yang perlu ditonjolkan senjata teknisnya adalah SUARA PENGUCAPAN
dan JASMANI nya.
TAKARAN PERAN DALAM PEMERANAN
Sebagai seorang
pemain haruslah mempunyai kejelian dalam memillih atau menapsiran pada warna
naskah.
TEMPO PERMAINAN
Merupakan cepat atau lambatnya permainan.
IRAMA PERMAINAN
Merupakan
gelombang yang naik turun, longgar kencangnya gerakan, atau suara-suara yang
terjadi dengan teratur.
MENCIPTAKAN PERAN
Melalui
pendekatan imajinatif (spontan daan otomatis) dan terperinci (mengumpulkan
keterangan-keterangan)
Cara nya adalah
Pertama ;
Kumpulkan tindakan-tindakan pokok yang harus di lakukan oleh
peran yang bersaangkutan.
Kedua :
Kumpulkanlah watak sifat sang peran, lalu hubungkan dengan
tindakan-tinddakan pokok yang harus di kerjakan, lalu yang mana yang harus
ditonjolkan
Ketiga :
Carilah pada naskah Ucapan-ucapan yang meskipun tersirat
dapat ditimbulkan maksudnya.
Keempat : Carilah
pada naskah hal-hal yang mana sifat sifat tersebut untuk dapat kesempatan di
tonjolkan.
Kelima :
Ciptakanlah gerakan-gerakan air muka, sikap dan langkah yang
bisa menyatkan WATAK-WATAK yang termaksud di atas.
Keenam :
CIPTAKANLAH TIMING yang tepat agar gerakan tersebut sinkron.
Ketujuh :
Dimana diperhitungkan Teknik pengucapan untuk memberikan
tekanan daaan penonjolan pada watak tersebut.
Kedelapan : Rancangkanlah
garis permainan yang sedemikian rupa, sehingga gambaran tiap perincian watak
dapat menurun sesuai dengan aturrannya dan pada tindakan yang terkuat hubungan
pula pada atak yang terkuat pula.
RESPON
Respon sangat
penting (yang datangnya dr rasa spontan, yan lahir dari jiwa terdalam ier
ackting).
Pertama respon dengan tanggapan-tanggapan cerita
Kedua respon pada tanggapan lingkungan
Ketiga Tanggapan kepada teman-teman bermain.
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah Adjib A., Pengantar Bermain Drama,
CV Rosda, Bandung.
Noer C. Arifin, Teater Tanpa Masa Silam, DKJ,
Jakarta, 2005.
Iman Sholeh & Rik Rik El Saptaria, Module
Workshop Keaktoran Festamasio 3, TGM, Yogyakarta,
2005.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar