Senin, 07 Mei 2012

BERBAGAI TEKNIK DALAM TEATER


Teknik Muncul


Seorang aktor Pemeran Muncul pertama kali bahasa inggris di sebut dengan –TEKNIK OF ENTRANCE - , yaitu teknik seorang pemain untuk pertama kalinya tampil di atas pentas dalam satu sandiwara satu babak atau satu adegan. Barang kali kemunculannya tatkala pemain-pemain yang lain sudah berada duluan di atas pentas dalam satu adegan, barang kali ia muncul tepat waktu layar di buka, barang kali juga ia munculo pertama kali seorang diri diatas pentas seorang iri seorang diri di atas pentas sebagai pembuka.
Tekinik muncul ini penting karena ia lakukan dalam keadaan kesan ( Imprese) menerbitkan ke inginan tahuan penonton kepada sang pemain, bagaiman ia melakukan aktifitas penonton akan lebih dapat menikmati dalam bermain.
Ketika di dalam naskah “ PANEMBAHAN RESO “ ( W.S Rendra ). Ada adegan pesta pora di Istana, jaga baya terburu-buru dating menghadap Raja membawa surat Panji- Tumbal.
Jagabaya          : Yang mulia, hamba menghadap untuk mempersembahkan surat.
Raja Tua          : Reso bawa dia kemari.
Reso                : baik,yang mulia. Mari kamu ! bicara
Jagabaya          : Hamba memimpin pasukan pengawal  istana hari ini. Seorang pasukan menggebu dengan kuda. Ia datang dari Tegal Wurung membawa surat panji tumbal untuk Sri baginda, sedang ia sendiri selesai bicara langsung melompat ke punggung kuda, dan setelah mohon maaf karena ia sendiri di buru oleh urusan maha gawat lalu melaju di telan debu.
Raja Tua          : bawa kemari surat itu.

Muncul Jagabaya membawa surat Panji Tumbal ayang diserahkan kepada raja tua, supaya l;ebih memberi pendalaman watak permainan maka peranan tersebut harus dapat menyesuaikan alur irama permainan yang sedang – brjalan.
Jagabaya          : ( Melangkah beberapa langkah menuju arah ke-arah Raja Tua, dengan tergesa-gesa ).
Jagabaya          : yang mulia, hamba menghadap
                        Untuk mempersenbahklan surat
            ( menunggu beberapa saat reaksi Raja Tua ) Didalam naskah “ OIDIPUS REX “ ( Sopholes ) adanya adegan Ratu Jocosta yang keluar dari istana denga tergesa-gesa untuk memisah pertengkaran oidpus dengan creon sambil berseru :
Jocosta : Bencana ! Bencana ! kenapa para pangeran bersenketa, sedang negara dalam bencana.
Akan lebih megesankan lagi apabila pemeran jocosta muncul, dengan setengah berlari sambil berseru
            Jocosta : Bencan ! Bencana !
( lalu berhenti sekejap dua kejap sambil memandang tajam pada oidipus dan creon sanbil maju ke tengah-tengah di antara oidipus dan creon sambil mengucapkan sisa kalimat ) klenapa para pangeran bersengketa, sedang negara dalam bencan.
 

Teknik memberi isi

           
            Sebuah kalimat akan terasa mempunyai kesan apabila diberi isi atupun tekanan, dalam istilah bahasa inggris di namakan:THE TECHNIQUE OF PHRASING.
            Pada kalimat “ Gayanya itu “. Bisa mengandung bermacam-macam pengertian, jika di ucapkan dengan cara tertentu, dapat menjadi dari orang yang mengucapkan.

            Ada tiga macam cara memberikan tekanan pada isi kalimat.
Perrtama dengan tekanan DINAMIK
Kedua dengan tekanan NADA
Ketiga dengan tekanan TEMPO.

                                    Tekan Dinamik

            Tekanan keras dalam pengucapan, dalam berbicara biasanya orang akan menekan kata-kata yang di anggap penting.
                                    “ saya akan pergi kekantor ( bukan ke rumah )
                                    “ siapa wanita tadi ( bukan laki-laki )
                                    “ saya yang mengatakan ( bukannya dia )

                                    Tekanan Nada
            Tekan tinggi rendahnya dalam pengucapan suatu kata. Pada sebuah kalimat:
            “ Apa “.
            ( bisa merupakan arti pertanyaan dan bisa pula. Dan bisa pula berupa teguran, bergantung dari ucapan ).
            “ Gila “
            ( bisa berarti makian, bisa sekaligus pujian).
            Tekana nada lebih mencerminkan ISI PERASAAN – dari pada pikiran.

                                    Tekanan Tempo

Tekan lambat dan cepat nya mengucapkan sebuah kata dalam kalimat, sepperti juga halnya tekanaan tempo sangat berarti apabila ia di pergunakan untuk menjelaskan ISI PIKIRAN. Di dalam suasan SEDIH tempo pengucapan akan LAMBAT. Pada suasana genbira tempo pengucapan akan CEPAt.
                        “ saya muak sekali mendengar kata-katanya “.
                        ( tempo di gunakan dengan lambat )
                        “ senang benar saya menerima suratnya “.
                        ( tempo di gunakan dengan cepat )

            teknik me,beri Isi yang lainnya dengan mempergunakan ANGGOUTA BADAN dan BADAN. Pengguna angguta badan – dan badan ini bisa menjadi GERAK, AIR MUKA, dan SIKAP. Yang di maksud Gerak; ialah gerakan anggouta badan, pernyataan perasaan dan oikiran melalui gerakan JARI, GENGGAMAN TELAPAK TANGAN, LAMBAYAN TANGAN, BAHU dkk.
Dari kleseluruhan semua anggouta badan, telapakj tangan. Jari-jarilah yang piling pokok di gunakan.

 
            Teknik pengembangan

Teknik pengembangan dapat di capai dengan menggunakan melalui pengucapan dan jasmani.
Pengucapan      : 1. Menaikkan volume suara.
                          2. Menaikkan tinggi suara.
                          3. Menaikkan kecepatan tempo suara.
                          4. mengurangi volume tinggi nada, kecepatan tempo suara.
                              Menaikkan tempo suara dalam berdialog, dari nada rendah terus naik ke nada tinggi. Tempo kaliamat dapat di cepatkan.
Mengurangi volume tinggi kecepatan tempo suara, apabila terjadi anti klimak.

Jasmani            :
1.   Menaikkan tingkat posisi Posisi jasmani. Kepala menunduk menjadi tengadah. Tangan terkulai menjadi teracung. Sikap berbaring menjadi duduk. Duduk menjadi jongkok, jongkok menjadi berdiri.
2.      Dengan cara berpaling. Memalingkan kepala, tubuh (torso) serta badan.
“Aku putramu creon. Jadi selama adil dan bijaksana, aku akan patuh dan setia. Tak mungkin aku menganggap pekawinan pribadi lebih penting dari urusan kepemimpinan negara.”
Kalimat-kalimat tersebut dapat di sisi dengan tindakan-tindakan.
“Aku putramu creon. Jadi selama anda adil dan bijaksana”.
(Memalingkan kepala kearah creon.) aku akan patuh dan setia (sekejab memberikan jeda, lalu memalingkan tubuh) Tak mungkin aku menganggap perkawinan pribadi lebih penting dari urusan kepemimpinan negara.
3.      Dengan cara berpindah tempat.
Berpindah dari kiri ke kanan, dari belakang ke depan, dari bawah ke atas.
4.      Dengan melakukan gerakan anggauta badan. Tanpa melakukan perobahan tempat, pemeranan dapat melakukan pegembangan dengan melalui melambaikan tangan, mengembangkan jari, mengepal tinju, menghentakan kaki, mengagguk-anggukan kepala.  Dll.”Jangan lagi menyebut nama Indadid, saripah. Ia sudah sirna dari masa lajang u. Lima purnama yang lalu di Bukit Selasih, dia mengguna-gunaai suntil iparku. Dan sudah berulang egkau lupa. Lain kali janganlah lupa, kau adalah istriku (Kalimat ini walaupun oleh si pemeran mengucapkan sambil duduk, dapat  di lakukan  dengan beberapa gerakan.)
5.      Dengan air muka. Perobahan-perobahan air muka dapat mencerminkan perkembangan emosi si pemeran

TEKHNIK MEMBERI PUNCAK

Puncak ialah ujung tanjakan pengembangan, perkembangan adegan-adegan yang memuncak (klimak).
Dibawah ini 4 (empat) cara membina puncak.
1.      Dengan menahan INTENSITAS EMOSI.
Emosi baru dapat di capai pada tingkat puncak dalam memainkan adegan kejengkelan dan Kemarahan sang pemain harus dapat menahan, demikian pula dengan kegembiraannya yang tidak terlalu tinggi
2.      Dengan menahan reaksi terhadap perkembangan ALUR.
“Rang Garda seorang mucikari, dia tahu sedang dikejar-kejar oleh Matt Dilon. Dari kota-kekota lain. Ia menyembunyikan diri, tetapi mat  dilon selalu menguntitnya. Akhirnya dikota lama Matt Dilon memergokinya di sebuah warung puja sera. Ia tidak bisa menghindar lagi, sekarang ia menghadapi sangseng yang ia takuti, yang selama beberapa purnama selalu merongrong hidupnya.  Pemeranan yang memainkan! Rang Garda harus menahan kegugupannyaa sebelum klimak di kota lama.
3.      Dengan teknik bermain bersama
4.      Dengan Penempatan pemain

TIMING

Yang  dimaksud dengan timing adalah ketepatan hubungan gerakan jasmani yang berlangsung sekejab dengan kata atau kalimat yang diucapkan.

TEKHNIK PENONJOLAN

Upaya memilah bagian mana yang perlu ditonjolkan senjata teknisnya adalah SUARA PENGUCAPAN dan JASMANI nya.

TAKARAN PERAN DALAM PEMERANAN

Sebagai seorang pemain haruslah mempunyai kejelian dalam memillih atau menapsiran pada warna naskah.

TEMPO PERMAINAN

Merupakan cepat atau lambatnya permainan.

IRAMA PERMAINAN

Merupakan gelombang yang naik turun, longgar kencangnya gerakan, atau suara-suara yang terjadi dengan teratur.

MENCIPTAKAN PERAN

Melalui pendekatan imajinatif (spontan daan otomatis) dan terperinci (mengumpulkan keterangan-keterangan)
Cara nya adalah
Pertama      ;     Kumpulkan tindakan-tindakan pokok yang harus di lakukan oleh peran yang bersaangkutan.
Kedua      :     Kumpulkanlah watak sifat sang peran, lalu hubungkan dengan tindakan-tinddakan pokok yang harus di kerjakan, lalu yang mana yang harus ditonjolkan
Ketiga        :     Carilah pada naskah Ucapan-ucapan yang meskipun tersirat dapat ditimbulkan maksudnya.
Keempat    :     Carilah pada naskah hal-hal yang mana sifat sifat tersebut untuk dapat kesempatan di tonjolkan.
Kelima       :     Ciptakanlah gerakan-gerakan air muka, sikap dan langkah yang bisa menyatkan WATAK-WATAK yang termaksud di atas.
Keenam     :     CIPTAKANLAH TIMING yang tepat agar gerakan tersebut sinkron.
Ketujuh      :     Dimana diperhitungkan Teknik pengucapan untuk memberikan tekanan daaan penonjolan pada watak tersebut.
Kedelapan  :     Rancangkanlah garis permainan yang sedemikian rupa, sehingga gambaran tiap perincian watak dapat menurun sesuai dengan aturrannya dan pada tindakan yang terkuat hubungan pula pada atak yang terkuat pula.

RESPON
Respon sangat penting (yang datangnya dr rasa spontan, yan lahir dari jiwa terdalam ier ackting).
Pertama respon dengan tanggapan-tanggapan cerita
Kedua respon pada tanggapan lingkungan
Ketiga Tanggapan kepada teman-teman bermain.



 
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah Adjib A., Pengantar Bermain Drama, CV Rosda, Bandung.
Noer C. Arifin, Teater Tanpa Masa Silam, DKJ, Jakarta, 2005.
Iman Sholeh & Rik Rik El Saptaria, Module Workshop Keaktoran Festamasio 3, TGM, Yogyakarta, 2005.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar